Recent Posts

free counters

Senin, 18 Juni 2012

grebeg maulud ( sekaten )

Upacara perarakan gunungan di Keraton Yogyakarta (maupun Surakarta) lebih dikenal dengan Upacara Grebeg. Ada pula yang mengatakan sebagai Upacara Sekaten. Dalam tradisi di Keraton Yogyakarta, Upacara Grebeg umumnya diselenggarakan sebanyak tiga kali dalam setahun. Upacara Grebeg tersebut meliputi Grebeg Syawal, Grebeg Maulud, dan Grebeg Besar. Grebeg Syawal dilaksanakan sebagai bentuk peringatan akan selesainya bulan puasa atau bulan Ramadhan dan hadirnya bulan Syawal. Grebeg Maulud dilaksanakan sebagai bentuk peringatan akan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sedangkan Grebeg Besar dilakasanakan sebagai bentuk peringatan akan bulan Besar atau bulan Dzulhijah.

Istilah grebeg berasal dari keluarnya raja dan keluarga dalam upacara tersebut dengan diiringi para punggawa yang proses keluarnya digambarkan seperti diiringi angin yang berbunyi gerebeg...gerebeg...
Upacara Grebeg di Yogyakarta dipercaya telah dilaksanakan sejak zaman pemerintahan Sultan Hamengku Buwana I (1755-1792). Pelaksanaan Upacara Grebeg dianggap sebagai wujud atau simbol kemurahan dan perlindungan raja terhadap kawulanya. Simbol itu diwujudkan dengan perarakan gunungan yang dikawal kesatuan-kesatuan prajurit kertaon yang disebut bregada. Untuk Keraton Yogyakarta terdapat 10 kesatuan prajurit yang mengiringi perarakan gunungan itu, yakni Prajurit Wirabraja, Daeng, Nyutra, Mantrijero, Patang Puluh, Bugis, Ketanggung, Jagakarya, Prawiratama, dan Surakarsa. Pada masa lalu ada bregada atau kesatuan prajurit lain,yakni Sumaatmaja, Jager, dan Langenastra.

upacara  grebeg diawali dengan pawai prajurit kraton dan diakhiri dengan perebutan gunungan oleh penduduk sekitar.


Lokasi grebeg berada di tiga tempat. Upacara berawal di pagelaran kraton yogyakarta, kemudian mengelilingi alun-alun utara dan berakhir di masjid gede kauman. 

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More